Beranda > THREAD > Sinopsis Episode 9 10 11 12 13 14 15 16 The Great Queen Seondeok

Sinopsis Episode 9 10 11 12 13 14 15 16 The Great Queen Seondeok

Sabtu, 23 Juli 2011

Label Rating : Remaja (R), Bimbingan Orang Tua (BO)

Sinopsis The Great Queen Seon Deok Episode 9

Sebagai orang terakhir, Deokman (Lee Yo-won) terus-menerus mendapat hukuman dari pimpinan klan Kembang Naga Kim Yushin (Uhm Tae-woong). Meski jengkel, gadis yang menyamar sebagai pria itu tetap menurut.

Meski dicap anggota paling lemah, Deokman punya satu hal yang tidak dimiliki rekan-rekannya : keinginan untuk menjadi lebih baik. Bahkan saat semuanya istirahat, ia tidak ragu-ragu berlatih memanah sendirian sambil mempelajari teknik yang benar.

Cobaan bagi Deokman dan rekan-rekannya tidak hanya dari Yushin yang kerap memberikan latihan ekstra keras, melainkan juga dari klan hwarang lain yang dipimpin oleh Seokpum (Hong Kyung-in).

Di istana, berita jatuhnya benteng Sokham membuat Raja Jinpyeong kuatir. Namun saat penasehat Eulje (Shin Goo) menyarankan supaya Kim Seohyeon (Jung Sung-mo) memimpin pasukan untuk melakukan serangan balasan, niat tersebut ditentang kubu Mishil (Go Hyeon-jeong).

Lagi-lagi, Raja Jinpyeong tidak berkutik dan hanya bisa mengiyakan ketika Mishil meminta supaya putranya Hajong (Kim Jung-hyun) memimpin pasukan untuk membalas serangan Baekje.

Ketegangan antar klan hwarang memuncak ketika Deokman diganggu Seokpum, yang berusaha mempermalukannya dengan mencopot baju gadis yang dikira sebagai pria itu. Adegan tersebut terlihat oleh anggota klan Kembang Naga lain, sehingga perkelahian antar klan tidak bisa dihindari.

Keributan tersebut kontan menjadi pembicaraan di rapat pimpinan hwarang. Yushin sempat menyebut bahwa keributan disebabkan oleh klan pimpinan Seokpum, namun saat diminta untuk melakukan pembuktian lewat ajang kompetisi antar klan hwarang yang dikenal dengan nama Beejae, pria itu menolak.

Sebagai gantinya, ia menghukum Deokman. Sudah tentu keputusan tersebut membuat emosi anggota klan Kembang Naga, salah satunya Shiyeol (Moon Ji-yoon) berang, mereka menganggap bahwa mundur dari kompetisi adalah tindakan pengecut. Namun, Yushin rupanya punya pertimbangan sendiri.

Sehebat-hebatnya Yushin menghindar, sebuah kejadian yang melibatkan klan Seokpum membuatnya tidak punya pilihan lagi kecuali ikut kompetisi Beejae. Siapa sangka, pertandingan antar klan bisa dihentikan oleh hal yang jauh lebih penting : serangan kerajaan Baekje ke benteng Yeongnam yang letaknya sangat vital bagi Shilla.

Sadar kalau Hajong yang memimpin pasukan Shilla bukan tandingan Baekje, Mishil meminta Raja Jinpyeong untuk mengutus Seolwon (Jun Noh-min) untuk maju ke medan perang. Di tempat lain, Yushin mempersiapkan para anggota klan Kembang Naga untuk pertandingan Beejae.

Begitu sampai di tempat pertandingan, klan Kembang Naga yang telah berpakaian lengkap dikejutkan oleh pengumuman yang disampaikan salah satu petinggi hwarang Hojae (Go Yoon-hoo) : Shilla secara resmi kembali berperang dengan kerajaan Baekje.

Setelah rapat bersama Putri Cheonmyeong (Park Ye-jin), akhirnya diputuskan untuk menyertakan para pasukan hwarang ke dalam pertempuran, diantaranya klan pimpinan Seokpum, Yushin, dan Alcheon (Lee Seung-hyo).

Di malam sebelum keberangkatan, Deokman diam-diam menyelinap keluar kamp untuk bertemu dengan biksuni yang telah dikenalnya beberapa tahun silam. Tidak sadar kalau biksuni itu adalah Putri Cheonmyeong yang menyamar, Deokman menyampaikan keluh-kesahnya tentang Yushin.

Reputasi klan Kembang Naga yang dianggap lemah membuat mereka terlibat perkelahian dengan klan pimpinan Alcheon. Sudah tentu, keributan antar pasukan satu kubu di tengah perang adalah sebuah kejahatan dan pelakunya harus dihukum.

Belum sempat diambil tindakan, tiba-tiba Seolwon muncul. Selain meminta Alcheon dan Seokpum menjaga benteng, sang jendral memberi pengumuman mengejutkan : ia menunjuk Yushin dan anggota klan Kembang Naga untuk ikut terjun ke medan pertempuran.

Sinopsis The Great Queen Seon Deok Episode 10

Yang lebih mengenaskan lagi, hwarang yang lebih senior seperti Seokpum (Hong Kyung-in) dan Alcheon (Lee Seung-hyo) diminta untuk menemani Kim Seohyeon (Jung Sung-mo) di garis belakang. Meski kesal, sebagai prajurit mereka harus menerima keputusan.

Sebelum berangkat ke medan perang, Seolwon (Jun Noh-min) menitipkan surat untuk Kim Seohyeon, yang baru boleh dibuka empat jam setelah kepergiannya. Tidak jauh dari sana, Yushin (Uhm Tae-woong) berpesan pada klan Kembang Naga untuk tidak membuat keonaran sepeninggal dirinya.

Gerakan pasukan Shilla yang berjumlah besar menarik perhatian mata-mata Baekje. Rupanya, itulah yang diharapkan Seolwon. Begitu Kim Seohyeon membaca surat, sang ipar raja baru sadar kalau Seolwon hanya mengalihkan perhatian, sementara tujuan utama adalah menyerang gerbang pertama benteng Ahmak.

Yang membuat Kim Seohyeon kuatir adalah : sebelum menyerang benteng Ahmak, mereka harus lebih dulu menundukkan garis pertahanan Baekje yang terletak di dataran tinggi dimana terdapat pasukan panah.

Begitu diberitahu strategi yang bakal dilakukan, klan Kembang Naga yang berada dibawah pimpinan Alcheon (terutama Shiyeol (Moon Ji-yoon)) langsung pucat-pasi. Kondisi makin kontras ketika mereka mulai terjun ke medan perang, Klan Kembang Naga benar-benar terlihat seperti sekelompok orang amatir.

Saat tengah mengendap-ngendap mendekati musuh, terjadi insiden : Shiyeol, yang ketakutan melihat seekor ular, berteriak sehingga penyamaran pasukan Shilla terbongkar. Untungnya, pasukan pimpinan Alcheon berhasil menaklukkan musuh sebelum jatuh lebih banyak korban.

Setelah menaklukkan gerbang pertama, Alcheon yang geram sempat hendak mengeksekusi Shiyeol yang penakut karena dianggap membahayakan keselamatan rekan-rekannya. Namun, ucapan Deokman (Lee Yo-won) ditambah kemunculan Kim Seohyeon membuatnya harus mengurungkan niat.

Perintah bagi Kim Seohyeon ternyata tidak hanya sampai disitu, Seolwon menginstruksikan supaya menyerang dan menaklukkan benteng Ahmak. Padahal, pasukan Shilla yang tersisa tidak sebanding dengan pasukan Baekje yang ada di benteng Ahmak.

Ditaklukkannya barisan pertahanan pertama benteng Ahmak membuat Jendral Boopae dari Baekje yang berkedudukan di benteng Seokham kaget setengah mati. Marah karena merasa dirinya ditipu, ia langsung memerintahkan lima ribu pasukan untuk merebut kembali garis depan benteng Ahmak.

Seolwon memang benar-benar jendral yang ahli strategi, rupanya tujuan utama sejak semula adalah mengurangi kekuatan di benteng Seokham supaya lebih mudah diserang, sementara pasukan Kim Seohyeon hanya pancingan.

Satu-satunya yang sadar akan bahaya yang bakal menimpa Kim Seohyeon adalah Yushin, namun permintaannya supaya Seolwon mengirimkan bala bantuan hanya ditertawakan oleh sang jendral. Rupanya, sejak semula Seolwon hendak mengorbankan Kim Seohyeon dan pasukannya.

Keadaan makin genting dihadapi pasukan Kim Seohyeon, satu-persatu pos pertahanan Shilla telah ditaklukkan pasukan Baekje yang datang dari benteng Seokham. Posisi mereka terjepit oleh dua tentara sekaligus : dari benteng Ahmak dan bala bantuan dari benteng Seokham.

Satu-satunya kesempatan yang diberikan Seolwon adalah mengirim Yushin sebagai kurir untuk menyuruh Kim Seohyeon dan pasukannya mundur sebelum bala tentara Baekje datang.

Di istana, strategi jitu yang dijalankan Seolwon mampu ditebak oleh Mishil (Go Hyeon-jeong), dan disambut dengan tawa lebar Misaeng (Jun Woong-in). Sang adik lebih kaget lagi saat tahu Mishil mampu mengetahui strategi Seolwon hanya dengan melihat keadaan.

Meski tahu kalau strategi perang yang dijalankan Mishil dan kelompoknya tidak cuma demi menaklukkan benteng yang dikuasai Baekje melainkan sekaligus melenyapkan Kim Seohyeon, Raja Jinpyeong (Jo Min-ki) tidak bisa berbuat apa-apa.

Dikurung oleh bala tentara Baekje, Alcheon dan pasukannya serta klan Kembang Naga kelabakan. Di saat terakhir, Alcheon memerintahkan supaya para hwarang dan nangdo (calon hwarang) berani menghadapi musuh dengan gagah-berani dan mengorbankan nyawa mereka.

Namun, Deokman yang tidak mau mati konyol mendadak teringat akan strategi lingkaran yang pernah diajarkan Yushin dan langsung memerintahkan pasukan yang tersisa untuk mengikuti perintahnya. Sayangnya karena kalah jumlah, tak lama kemudian satu-persatu prajurit Shilla gugur.

Begitu sampai, Yushin langsung menyampaikan pesan pada sang ayah supaya mundur. Wajahnya langsung pucat saat tahu hanya segelintir dari klan Kembang Naga yang selamat. Bahkan, Deokman diduga telah tewas di medan pertempuran.

Sinopsis The Great Queen Seon Deok Episode 11

Terkejut mendapat serangan mendadak, nyawa Yushin (Uhm Tae-woong) berada di ujung tanduk… sampai tiba-tiba seseorang memanah prajurit Baekje dari belakang. Orang tersebut adalah Deokman (Lee Yo-won), yang ternyata masih hidup.

Di istana, Putri Cheonmyeong kaget saat diberitahu kalau kurir yang diutus untuk menemui Kim Seohyeon (Jung Sung-mo) adalah Yushin. Berusaha meminta Raja Jinpyeong (Jo Min-ki) untuk mengirim bantuan, niat tersebut ditentang oleh Mishil (Go Hyeon-jeong) karena itu berarti Shilla, yang tengah dalam negosiasi gencatan senjata, masuk ke wilayah Baekje.

Di medan pertempuran, Kim Seohyeon menugaskan Alcheon sebagai pimpinan pasukan untuk memancing Baekje. Punya peran penting yaitu menyelamatkan ribuan pasukan yang tersisa, Alcheon (Lee Seung-hyo) tidak segan-segan menebas anggota pasukannya yang terluka parah dan tidak bisa bergerak.

Aksi tersebut sempat diprotes Deokman, yang menganggap tindakan Alcheon tidak berperikemanusiaan. Namun Alcheon punya alasan sendiri : prajurit yang tidak bisa bertempur hanya akan memperlambat gerak pasukan dan membahayakan keselamatan rekan-rekannya. Keruan saja, hal ini membuat Shiyeol (Moon Ji-yoon) yang terluka tangannya semakin ketakutan.

Pasukan Baekje akhirnya berhasil dipancing meski korban yang jatuh tidak sedikit, Deokman ditugaskan untuk memantau keadaan bersama Shiyeol, yang lagi-lagi berulah karena ketakutan. Dengan suara tinggi, Deokman menyebut bahwa bila ingin hidup, Shiyeol harus berjuang mati-matian mempertahankan nyawa.

Dari salah seorang prajurit Shilla yang sekarat, Deokman mendapat kabar penting yang harus disampaikan kepada Alcheon : seluruh tempat telah dikuasai pasukan Baekje termasuk tempat dimana pasukan pengalih perhatian berencana untuk berkumpul kembali dengan Kim Seohyeon.

Sekonyong-konyong muncul pasukan Baekje, yang salah satu panahnya berhasil melukai Alcheon. Seperti perjanjian semula, Alcheon meminta supaya dirinya dihabisi. Tidak tahan lagi melihat aksi pembantaian, Deokman menelan surat yang berisi informasi tempat pertemuan dengan Kim Seohyeon dan mengancam tidak akan memberitahu lokasinya bila Alcheon dibunuh.

Ucapan Deokman masuk akal : jauh lebih baik bila pasukan yang tersisa (termasuk yang terluka) berjuang bersama-sama untuk menghadang pasukan Shilla. Keberanian Deokman melawan perintah atasan membuat Yushin marah, namun ucapan sang nangdo membuatnya tidak berkutik.

Dasar beruntung, Yushin mendapat ide baru untuk menghalau pasukan Baekje berkat ketidaksengajaannya mendengar pertengkaran Jukbang (Lee Moon-shik) dan Godo (Ryu Dam) : menggunakan daun tanaman beracun.

Strategi tersebut sukses menghancurkan pasukan Baekje, bahkan Shiyeol yang penakut berhasil menaklukkan salah seorang panglima musuh. Namun bayarannya sangat mahal : keberanian Shiyeol adalah untuk yang terakhir kalinya, ia tewas dengan diiringi isak tangis pasukan Kembang Naga.

Intrik berlanjut di istana, Mishil yang mengira Kim Seohyeon sudah tewas mengusulkan untuk mempersiapkan upacara penghormatan. Namun kejutan terjadi : Ratu Maya (Yoon Yoo-sun)  muncul bersama Putri Manmyeong (Im Ye-jin), ibu Yushin, dengan membawa kabar kalau Ibu Suri Manho (Jung Hye-sun) sudah menerima Kim Seohyeon sebagai menantu.

Itu artinya status Kim Seohyeon sebagai seorang bangsawan sudah pulih, sejumlah daerah yang semula merupakan miliknya dikembalikan. Tidak cuma itu, Putri Cheonmyeong (Park Ye-jin) mengusulkan supaya ipar Raja Jinpyeong itu diangkat sebagai wakil menteri pertahanan dan diijinkan untuk menghadiri rapat para pentolan hwarang.

Kalah posisi, Mishil masih bisa tersenyum sambil menyebut bahwa permintaan Putri Cheonmyeong itu baru bisa terealisasi bila Kim Seohyeon bisa kembali dengan selamat. Di medan pertempuran, pasukan pimpinan Yushin akhirnya bisa bertemu dengan sisa pasukan pimpinan Seokpum (Hong Kyung-in), sayangnya keberadaan Kim Seohyeon belum diketahui.

Di tengah keadaan yang semakin genting karena tambahan pasukan Baekje sudah mengepung, Seokpum yang diserahi jabatan pimpinan malah berniat menghabisi Deokman yang dianggap punya niat memberontak karena membantah perintah atasan. Sudah tentu, Yushin dan Alcheon beserta para prajurit yang tersisa langsung membela Deokman.

Sempat berniat menghunus pedangnya, Yushin yang emosi akhirnya meminta supaya diberi kesempatan untuk menghadapi pasukan Baekje bersama klan Kembang Naga sementara Seokpum membawa prajurit yang tersisa ke perbatasan.

Sebelum turun ke medan laga, Yushin menyerahkan sobekan bendera Kembang Naga yang dipegangnya kepada Seokpum sambil meminta hwarang itu menaruhnya di Seorabol untuk mengenang klannya yang sudah berkorban demi Shilla. Setelah itu, Yushin bersama klan Kembang Naga berhadapan dengan prajurit Baekje dalam pertempuran hidup dan mati.

Sinopsis The Great Queen Seon Deok Episode 12

Di perbatasan, pasukan Shilla menanti kembalinya mereka yang bertempur dengan Baekje dengan perasaan waswas. Saat membalikkan badan untuk kembali, tiba-tiba muncul Alcheon (Lee Seung-hyo) yang dipapah oleh Seokpum (Hong Kyung-in) beserta pasukan mereka.

Tak berapa lama, kejutan berlanjut : Yushin (Uhm Tae-woong) berhasil kembali dengan selamat beserta para nangdo (calon hwarang) klan Kembang Naga. Ternyata bukan cuma Yushin, Kim Seohyeon (Jung Sung-mo) juga selamat setelah ditolong orang misterius.

Di Seorabol ibukota Shilla, semua pihak yang ikut terjun di pertempuran melawan Baekje mendapat hadiah mulai dari Seolwon yang terpilih sebagai menteri pertahanan, Kim Seohyeon sebagai wakilnya, dan Yushin yang mendapat sebidang tanah.

Kegembiraan tidak cuma dirasakan sampai disitu, jasa klan Kembang Naga yang begitu besar akhirnya membuat mereka diterima secara resmi sebagai bagian dari kelompok hwarang. Untuk merayakan keberhasilan tersebut, digelar acara jamuan besar-besaran.

Sempat terjadi insiden kecil ketika Seokpum yang mabuk mulai menyindir Yushin yang dianggap mendapat hadiah besar karena dirinya adalah anak emas Putri Cheonmyeong (Park Ye-jin). Yushin yang semula diam langsung bereaksi ketika Seokpum mulai menghina Putri Cheonmyeong, namun dengan cepat Bojong (Kwak Jung-wook) mampu menengahi.

Di kediaman Mishil (Go Hyeon-jeong), rapat berlangsung sedikit panas. Seolwon (Jun Noh-min) menyalahkan dirinya karena strategi yang sudah disusun ternyata tidak mampu melenyapkan Kim Seohyeon. Yang terjadi malah kebalikan, perang terakhir membuat posisi Kim Seohyeon semakin kuat.

Yang paling kebakaran jenggot adalah Hajong, yang langsung meminta sang ibu untuk segera bertindak. Namun Mishil ternyata punya rencana lain, ia meminta Sejong (Dok Go-young) untuk menggelar acara jamuan makan untuk menghormati mereka, termasuk Kim Seohyeon, yang kembali dengan selamat dari pertempuran melawan Baekje.

Mishil memang luar biasa. Di acara jamuan makan, ia dengan tegas menekankan bahwa selain keahlian, untuk memenangkan perang juga butuh keberuntungan. Sambil menatap tajam Kim Seohyeon, Mishil mengisyaratkan bahwa apa yang diraih sang rival hanyalah kebetulan semata. Di luar dugaan, diam-diam Bojong punya rencana sendiri.

Di acara pesta, Yushin yang mulai mabuk mulai meracau didepan Deokman (Lee Yo-won) tentang perhatian Putri Cheonmyeong yang begitu besar padanya. Sudah tentu ucapan itu membuat Deokman kebingungan, pasalnya ia merasa sama sekali tidak mengenal sang putri.

Saat tengah berpikir keras, Deokman dikejutkan oleh lemparan batu. Rupanya, yang berusaha memanggilnya adalah biksuni sahabat karibnya. Tidak sadar kalau sang biksuni adalah Putri Cheonmyeong, Deokman dengan gembira menceritakan pengalamannya di medan perang.

Apes bagi Deokman. Setelah ditinggal Putri Cheonmyeong, ia berpapasan dengan hwarang yang baru saja melakukan percobaan pembunuhan terhadap Kim Seohyeon. Dengan licik, hwarang bernama Hwajung tersebut menarik Deokman ke depan Seolwon dan Bojong serta menuduhnya sebagai pelaku.

Akibatnya fatal, Deokman ditangkap dan disiksa supaya buka mulut tentang dalang di balik semua kejadian. Mendengar apa yang terjadi, Putri Cheonmyeong terkejut dan meminta Raja Jinpyeong untuk turun tangan, namun sang raja menolak karena itu berarti tingkah sang putri yang kerap bertemu Deokman yang hanya seorang nangdo bakal mencemarkan nama baik keluarga raja.

Yang paling terpukul adalah Yushin, ia tidak percaya Deokman nekat mencoba membunuh ayahnya. Kepada Yushin, Deokman mengaku tidak bersalah dan dirinya hanya menemui biksuni yang pernah dikenalnya sebelum masuk istana. Berusaha melacak keberadaan jejak sang biksuni misterius, samar-samar Yushin teringat sesuatu.

Dari Jukbang (Lee Moon-shik), Yushin mendapat ide untuk menjebak pelaku sebenarnya. Begitu mendengar kalau Yushin berhasil menemukan biksuni yang bersama Deokman di malam Kim Seohyeon nyaris dibunuh, Bojong yang panik langsung mengutus anak buahnya untuk menghabisi sang biksuni.

Strategi tersebut berhasil, Yushin berhasil meringkus pelaku yang asli dengan menggunakan Jukbang yang menyamar sebagai biksuni. Saat Deokman tengah diinterogasi oleh Mishil dan Seolwon, Yushin muncul sambil membawa pelaku yang asli.

Siapa sangka, Hwajung mengaku kalau perbuatannya adalah karena dendam bangsa Gaya, yang ditaklukkan Shilla, terhadap keluarga Kim Seohyeon yang ingkar janji. Setelah mengakui semua perbuatannya, Hwajung bunuh diri dengan menusukkan tubuhnya ke pedang yang tengah dihunus Yushin.

Keadaan semakin heboh ketika Putri Cheonmyeong tiba-tiba muncul. Berada dalam kondisi susah-payah, Deokman samar-samar melihat sosok sang putri dan langsung terkejut.

Sinopsis The Great Queen Seon Deok Episode 13

Ketika Raja Jinpyeong (Jo Min-ki) muncul, Putri Cheonmyeong (Park Ye-jin) langsung memberitahu apa yang telah terjadi sambil menyebut bahwa sulit untuk mengungkap dalang kejadian yang sebelumnya menimpa Kim Seohyeon (Ju Sung-mo).

Begitu sadar dari pingsannya, Deokman (Lee Yo-won) ternyata telah ditunggui Yushin (Uhm Tae-woong). Tak berapa lama, Putri Cheonmyeong muncul. Deokman sempat bersikap seperti biasa, namun tatapan tajam Yushin membuatnya mau tidak mau harus mengedepankan sopan-santun karena yang dihadapannya kini bukanlah biksuni melainkan putri raja.

Bakal diserahi tugas berat untuk kembali merebut simpati para bangsawan, Putri Cheonmyeong menceritakan alasannya menyamar didepan Deokman. Sambil tersenyum, sang putri menyebut bakal memimpikan hal yang mustahil demi mewujudkan impian mendiang Raja Jinheung sekaligus mensejahterakan rakyat Shilla.

Di kediamannya, Mishil (Go Hyeon-jeong) menegur sikap gegabah Bojong (Baek Do-bin) yang berniat menghabisi Kim Seohyeon (Jung Sung-mo). Dengan dingin, Mishil menyebut bahwa seseorang hanya dibunuh bila sudah tidak berguna lagi. Ucapan itu ditanggapi Seolwon (Jun Noh-min), yang mengingatkan sang putra kalau mereka harus selalu menuruti perkataan dan perintah Mishil.

Obrolan mereka terhenti oleh kemunculan Hajong (Kim Jung-hyun), yang memberitahu kalau Mishil kedatangan tamu : Kim Seohyeon (Jung Sung-mo) dan istrinya Putri Manmyeong (Im Ye-jin). Dengan gaya yang khas, Mishil menyindir Kim Seohyeon secara halus dengan menyebut ayah Yushin itu mempunyai ambisi yang sama dengan dirinya yaitu menguasai kerajaan Shilla.

Bahkan, pernikahan Kim Seohyeon dengan Putri Manmyeong disebut sebagai cara untuk mewujudkan ambisi tersebut. Ucapan itu keruan saja membuat Putri Manmyeong marah, ia meminta Mishil yang ‘hanya’ mantan selir dua raja sebelumnya untuk lebih hormat pada keluarga raja. Di luar, sang putri menyebut tetap pada prinsipnya mengikuti Kim Seohyeon.

Saat tengah berbincang dengan Deokman dan Yushin, Putri Cheonmyeong kedatangan tamu : Eulje (Shin Goo), yang memberitahu kalau sang putri telah mendapat titah dari Raja Jinpyeong untuk mencari sumber kekuatan Mishil. Sebagai petunjuk, Eulje memberikan titah Raja Jinheung dan berkas-berkas yang pernah ditulis oleh Munno (Jung Ho-bin).

Terkejut mendengar cerita Eulje tentang Mishil yang dimasa mudanya mampu mendatangkan hujan di tengah kemarau panjang, Putri Cheonmyeong mulai berunding dengan dua orang kepercayaannya yaitu Yushin dan Deokman. Saat tengah membaca berkas, secara tidak sengaja Deokman melihat kata bunga Sadaham.

Rupanya, Sadaham (Park Jae-jung) adalah pria pertama yang pernah dicintai Mishil namun kisah keduanya berakhir tragis. Konon, bunga Sadaham adalah peninggalan terakhir sang jendral untuk Mishil, yang ketika itu telah menikah dengan Sejong, sebelum menghembuskan napas terakhir.

Sementara itu, Mishil mendapat kabar gembira kalau kerajaan Shilla bakal kedatangan para pedagang dari jauh yang bakal membawa bunga Sadaham. Persiapan dilakukan dengan serius, Pendeta Agung Seori (Song Ok-sook) meminta para pelayan istana untuk meracik makanan dengan menggunakan bumbu khusus yaitu kari.

Ditengah kesibukan mengatur penyambutan untuk para pedagang, Putri Cheonmyeong mengutus Yushin dan Deokman untuk menyelidiki tempat yang pernah disebut pada berkas Munno. Siapa sangka saat mencari air di biara Dancheon, mereka bertemu dengan Seori dan Misaeng (Jung Woong-in). Terkejut ketika Seori menyebut kata ‘bunga Sadaham’ pada salah seorang biksu, keduanya memutuskan untuk memberitahu Putri Cheonmyeong.

Malamnya sambil memandang sebuah pohon, Mishil kembali teringat akan masa lalunya. Kepada Seori yang belakangan muncul, Mishil menyebut bahwa hanya Sadaham satu-satunya pria yang mampu mencintai tanpa berniat memanfaatkan dirinya sedikitpun. Rupanya, pohon yang ditatapnya adalah pohon dimana Mishil kerap bertemu Sadaham.

Berniat untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan bunga Sadaham, Putri Cheonmyeong berhasil membujuk Raja Jinpyeong untuk menurunkan pasukan ke biara Dancheon. Dipimpin oleh Kim Seohyeon dan Kim Yongchun (Do Yi-sung), pasukan berusaha menggeledah biara dengan alasan ada mata-mata dari kerajaan Baekje yang bersembunyi disana.

Bisa dibayangkan, bagaimana kagetnya Kim Seohyeon dan Yongchun saat tahu Mishil ternyata berada di dalam biara. Meski sudah mencari kemana-mana, mereka tidak menemukan benda yang mencurigakan. Belakangan dari Misaeng baru ketahuan, apa yang berhubungan dengan bunga Sadaham bukanlah benda melainkan seorang biksu.

Kegagalan membuat kubu Putri Cheonmyeong tidak punya pilihan lain kecuali mencari tahu apa yang dimaksud dengan bunga Sadaham dari kumpulan pedagang yang bakal mengunjungi Seorabol. Masalahnya cuma satu : kepala penjaga adalah Bojong.

Di istana, masalah besar terjadi : kari yang bakal digunakan untuk makanan para pedagang musnah karena kecerobohan seorang dayang. Dasar nasib, Deokman mendapat tugas untuk mencari bahan yang digunakan untuk membuat kari.

Pengetahuannya yang luas ditambah bantuan Jukbang (Lee Moon-shik) membuat Deokman ditugaskan mengepalai persiapan makanan untuk para pedagang. Sempat kaget, Deokman sadar bahwa itulah kesempatannya menyusup demi mengetahui apa yang dimaksud dengan bunga Sadaham.

Hari kedatangan para pedagang akhirnya tiba, mereka disambut oleh Misaeng (yang fasih berbahasa asing) dan Sejong. Saat rombongan pedagang satu-persatu memasuki Seorabol, Deokman terkejut melihat satu sosok yang sudah sangat dikenalnya.

Sinopsis The Great Queen Seon Deok Episode 14

Tayang Kamis, 26 November 2009 pukul 16:28 – 17:59 WIB di Indosiar

Samar-samar Deok Man melihat sosok Chil Sook, tanpa sadar sang musuh bebuyutan membawa kejutan terbesar : So Hwa yang masih hidup.

Di istana, utusan dari China disambut oleh Raja Jinpyeong (Jo Min-ki). Suasana sempat memanas ketika permintaan barter kerajaan Shilla ditolak mentah-mentah, pasalnya barang yang diincar adalah buku kalender yang ketika itu merupakan harta yang tak ternilai.

Saat tengah mengamati para pedagang yang memasuki Seorabol, Deok Man (Lee Yo-won) diingatkan oleh Yu Shin (Uhm Tae-woong) supaya menjalankan misi rahasianya dengan sangat hati-hati supaya nama Putri Cheon Myeong (Park Ye-jin) tidak ikut terseret.

Ucapan itu membuat Deok Man meradang, ia langsung membalas ucapan Yu Shin dengan menyebut sang atasan seolah terus mencari kesalahannya. Keduanya sempat terlibat adu mulut seru yang membuat Putri Cheon Myeong tersenyum lebar.

Kembali ke Seorabol setelah belasan tahun, Chil Sook (Ahn Kil-kang) ternyata membawa seseorang : So Hwa (Seo Young-hee). Rupanya saat terjadi badai pasir, Chil Sook berhasil menyelamatkan So Hwa, dan sejak itu tidak terpisahkan dari mantan dayang istana tersebut.

Ketika tengah mengendap-ngendap ke dalam kediaman para pedagang, Deok Man tertangkap basah oleh Bo Jong (Baek Do-bin). Untungnya gadis itu cerdas, ia beralasan hendak menanyakan menu masakan yang bakal disajikan kepada para pedagang.

Begitu melihat para pedagang hendak mendiskusikan masalah penting, Deok Man berinisiatif memecahkan pot bunga supaya ada alasan untuk menguping pembicaraan. Dengan kemampuannya menguasai berbagai bahasa, sudah tentu tidak sulit bagi Deokman untuk mengerti arah pembicaraan para pedagang yang dipimpin Tuan Jang.

Setelah semuanya pergi, pedagang lain bernama Hasha mengeluarkan barang yang selama ini menjadi incaran Mi Shil : bunga Sadaham. Di kediamannya, Mi Shil (Go Hyeon-jeong) sudah mewanti-wanti Mi Saeng (Jung Woong-in) bahwa berapapun harganya, ia harus memiliki bunga Sadaham yang selama ini sudah ditunggu-tunggu kehadirannya.

Untuk mengetahui seperti apa bunga Sadaham, Deok Man berhasil membujuk Joo Bang (Lee Moon-shik) untuk menggunakan keahliannya mencuri. Tanpa kesulitan, Joo Bang berhasil merebut kunci kamar Tuan Jang saat sang pedagang pergi ke kamar kecil.

Rencana pertemuan rahasia antara Tuan Jang yang membawa bunga Sadaham dan Mi Shil diam-diam menarik perhatian dua kubu sekutunya: Se Jong (Dok Go-young) dan Seol Won (Jun Noh-min). Diam-diam, keduanya mengutus putra masing-masing untuk membuntuti Tuan Jang. Dasar apes, keduanya malah tertangkap basah oleh Mi Shil sendiri.

Ketika Mi Shil tengah melakukan negosiasi pembelian bunga Sadaham, yang ternyata adalah sebuah buku, Deok Man diam-diam menyelinap masuk ke kamar Tuan Jang. Saat membuka sebuah kotak, Deok Man sangat kaget melihat barang-barang miliknya saat tinggal di gurun termasuk plakat bertuliskan nama So Hwa ada disitu.

Dengan tubuh menggigil, ingatan Deok Man langsung melayang ke masa silam. Keluar dari ruangan secara terburu-buru, sehingga Joo Bang dan Go Do (Ryu Dam) bingung, Deok Man langsung mengurung diri dikamarnya.

Setelah menuntaskan traksaksi bunga Sadaham, Mi Shil melakukan tugas berikutnya: menegur langsung Se Jong dan Seol Won. Dengan suara tinggi, Mi Shil menyebut bahwa yang dilakukan dua pria itu sama saja berusaha untuk menjadi Mi Shil kedua. Dan bila itu terjadi, mereka hanya perlu membunuh Mi Shil yang asli.

Ucapan itu sukses membuat kedua kubu langsung buru-buru meminta maaf. Sikap dingin Mi Shil tersebut ternyata diikuti oleh sikap mesranya pada Se Jong sang suami dan Seol Won sang kekasih gelap di malam harinya.

Paginya, Mi Shil terkejut saat diberikan kotak berisi bungkus bayi kembar Raja Jinpyeong dan plakat bertuliskan nama So Hwa. Mulutnya langsung ternganga begitu mendengar bahwa kotak itu diberikan oleh seseorang bernama Chil Sook, ia langsung memerintahkan supaya Chil Sook bisa dibawa kehadapannya.

Sinopsis The Great Queen Seon Deok Episode 15

Tayang Jumat, 27 November 2009 pukul 16:12 – 17: 19 WIB di Indosiar

Ditemani Mi Saeng (Jung Woong-in), Mi Shil (Go Hyeon-jeong) dan pengiringnya berjalan terburu-buru ke suatu tempat. Diam-diam, Deok Man (Lee Yo-won) mengikuti dari belakang. Malang bagi sang Nang Do, aksinya ketahuan oleh Putra Mi Saeng sekaligus pengawal Mi Shil yaitu Dae Nam Bo (Ryu Sang-wook).

Ditarik paksa untuk masuk, Deok Man sudah dibuat menggigil oleh tebakan Mi Shil yang sudah bisa menebak kalau sang Nang Do tengah melacak keberadaan bunga Sadaham. Namun dugaan Mi Shil sedikit meleset : Deok Man bukan ketakutan akibat mengira buku yang dipegang Mi Shil adalah bunga Sadaham, melainkan karena sadar kalau buku tersebut adalah miliknya.

Mi Shil melihat keseluruhan isi buku Parallel Lives yang ditulis dalam bahasa Yunani.

Αα-Alpha; Ββ-Beta; Γγ-Gamma; Δδ-Delta; Εε-Epsilon; Ζζ-Zeta; Ζζ-Eta; Θθ-Theta; Ιι-lota; Κκ-Kappa; Λλ-Lambda; Μμ-Mu; Νν-Nu; Ξξ-Xi; Οο-Omicron; Ρρ-Rho; Σσς-Sigma; Ττ-Tau; Υυ-Upsilon; Φφ-Pi; Χχ-Chi; Ψψ-Psi; Ωω-Omega

Mulai sadar kalau Chil Sook (Ahn Kil-kang) dikirim oleh Mi Shil, Deok Man hanya terdiam saat wanita itu menyindir kesetiaannya pada Putri Cheon Myeong (Park Ye-jin). Dengan suara penuh keyakinan, Mi Shil menyebut pada dasarnya manusia adalah jahat. Keberhasilan Deok Man dalam menjawab membuat Mi Shil terkesan, ia sempat meminta sang Nang Do untuk bekerja padanya.

Begitu Deok Man menolak, Mi Shil dengan santai menyuruhnya keluar. Ucapan itu membuat Mi Saeng terperangah, namun Mi Shil menyebut potensi Deok Man yang begitu besar membuatnya tidak tega membunuh ‘pemuda’ itu terlalu cepat. Rupanya, diam-diam Mi Shil punya strategi untuk menarik Deok Man.

QSD 15-3

Paginya saat bangun, Deok Man dikejutkan oleh kemunculan Seok Bum (Hong Kyung-in) di markas klan Kembang Naga yang menyerahkan surat dari Mi Shil. Keruan saja semuanya terkejut, Deok Man yang tidak sadar kalau dirinya dijebak masuk ke dalam kamar untuk membaca pesan yang disebut-sebut Seok Bum sebagai jawaban Mi Shil dari pertanyaan Sang Nang Do di malam sebelumnya.

Tak lama kemudian, Yu Shin (Uhm Tae-woong) muncul dan meminta Deok Man menunjukkan surat dari Mi Shil.

Gambar Queen Seon Deok Episode 15 p 4

Dengan wajah bingung, Deok Man menyerahkan surat sambil menyebut ada sejumlah kejanggalan. Sikap polos Nang Do itu malah disalahartikan oleh Yu Shin, ia mengira Deok Man sengaja mengaburkan sejumlah huruf di surat.

Dalam waktu singkat, kecurigaan kalau Deok Man telah berpindah ke pihak Mi Shil menyebar dengan cepat. Tidak cuma di kalangan hwarang, gosip meresahkan tersebut juga tengah jadi pembicaraan di kalangan bangsawan istana. Dengan susah-payah, Putri Cheon Myeong berusaha membela Deok Man.

Sinopsis Bergambar The Great Queen Seon Deok Episode 15 p 5

Dengan usaha keras, Bo Jong dan Seok Bum berhasil menemukan Chil Sook, yang sudah berniat meninggalkan Seorabol untuk hidup tenang bersama So Hwa (Seo Young-hee). Sempat terjadi pertempuran sengit, Chil Sook yang begitu hebat ternyata punya kelemahan : pandangan matanya sudah kabur.

Chil Sook bersiap untuk bertarung saat Dae Nam Bo datang dan Mi Shil tiba. Chil Sook mencoba memfokuskan matanya dan ketika mendengar suara Mi Shil ia memberi salam. Mi Shil tercekat dan berkata sudah lama sekali. So Hwa berusaha menyembunyikan diri di belakang Chil Sook.

Chil Sook minta ampun dan ingin pergi tapi dihadang Bo Jong dkk. Disinilah keistimewaan Mi Shil yang membuatnya disegani para anak buah terlihat : ia benar-benar meneteskan air mata melihat penderitaan Chil Sook. Mi Shil terisak dan ia teringat pengabdian Chil Sook padanya. Mi Shil bertanya mengenai misi yang diberikannya pada Chil Sook, Chil Sook berkata So Hwa dan anak itu sudah tewas jadi Chil Sook ingin pergi. Mi Shil bertanya siapa So Hwa, ia hanya seorang wanita yang kehilangan anaknya dan Chil Sook menolongnya. Setelah mendengar cerita sang mantan pengawal, Mi Shil bertekad untuk membuat Chil Sook bisa melihat kembali secara normal seperti sebelumnya. Tanpa ragu-ragu, Mi Shil meminta Chil Sook kembali ke Seorabeol bersamanya. Chil Sook menolak, Mi Shil mengerti pendirian Chil Sook, tapi ia tetap ingin mengobati mata Chil Sook. Akhirnya Chil Sook mengikuti Mi Shil.

Mi Shil mengobati mata Chil Sook di kuil di gunung Toham dengan diam-diam.

Saat pesta yang diadakan Raja hampir selesai, Pedagang India dan Jang Dae berbicara dalam bahasa Latin. Deok Man mencuri dengar, mereka ingin mengambil keuntungan dari kedua belah pihak, tapi Jang tidak setuju. Jang lupa masih berbahasa Latin dan minta Deok Man menyajikan teh.

Kebingungan oleh sikap rekan-rekannya yang terlihat agak menjauh, Deok Man melakukan kesalahan ketika tengah mengamati Tuan Jang dan para pedagang : ia langsung mematuhi perintah Tuan Jang — menyajikan teh permintaan mereka — yang berbicara dalam bahasa Latin. Pedagang Harsha curiga Deok Man mengerti bahasa mereka. Keruan saja, rahasianya yang selama ini bisa berbicara tidak hanya dalam bahasa Gyerim terbongkar.

Keadaan Deok Man makin tersudut ketika dirinya diminta menemui Mi Saeng dikediaman sang pejabat istana, Nang Do itu kebingungan ketika dirinya hanya diminta duduk diam tanpa bicara apa-apa. Mi Saeng memuji Deok Man karena bantuannya tentang nasi kari. Mi Saeng minta Deok Man mengikutinya, ia menyuruh Deok Man masuk dan ia keluar sambil tersenyum, ia tahu Deok Man diikuti. Joo Bang tidak dapat mendengar apapun karena Mi Saeng hanya duduk dan mengelus kumisnya. Go Do lapor pada Kim Yu Shin. Mi Saeng dan Deok Man menghabiskan waktu dengan minum teh. Deok Man akhirnya keluar dan ditarik Joo Bang yang bertanya tentang pertemuannya dengan Mi Saeng. Deok Man tidak dapat mengatakan apapun. Yu Shin yang tidak tahan lagi langsung menuduhnya telah tergiur oleh uang Mi Saeng, dan adu mulut sengit terjadi antara keduanya.

Tidak ada pilihan lain bagi Deok Man kecuali datang ke tempat Mi Shil, dengan cepat ia menyatakan siap melayani wanita penuh tipu-daya itu. Permintaan awal Mi Shil hanya satu : Deok Man diminta untuk datang pada malam hari untuk menerjemahkan buku berbahasa Latin yang diberikan oleh Chil Sook.

Baru saja keluar, tiba-tiba Deok Man ditarik oleh dua orang misterius yang ternyata adalah bawahan Putri Cheon Myeong. Dihadapkan dengan sang putri yang didampingi Yu Shin, akhirnya baru ketahuan bahwa Deok Man ternyata sudah bisa membaca strategi Mi Shil dan hanya pura-pura menyeberang ke kubu musuh bebuyutan Putri Cheon Myeong itu.

Setelah diberitahu tentang apa yang harus dilakukan, Deok Man berjalan ke kediaman Mi Shil untuk menjalankan tugasnya. Siapa sangka ditengah jalan, ia bertabrakan dengan seseorang berperawakan tinggi besar. Mata Deok Man langsung terbelalak ngeri saat sadar siapa orang itu : Chil Sook.

Sinopsis The Great Queen Seon Deok Episode 16

Tayang Selasa, 1 Desember 2009 pukul 16:30 WIB di Indosiar

Kebencian yang membara nyaris saja membuat Deok Man menusuk Chil Sook dengan belati sampai ia sadar kalau penglihatan pria itu sudah rabun. Sempat menanyakan apakah Deok Man (Lee Yo-won) tidak apa-apa, Chil Sook (Ahn Kil-kang) langsung pergi terburu-buru begitu mendengar suara-suara orang mencarinya. Rupanya, kehebohan disebabkan oleh menghilangnya So Hwa (Seo Young-hee), yang belakangan bisa ditemukan kembali.

Seo Ri berkata So Hwa pasti tersesat. So Hwa mengenal benar tempat itu karena dulu ia dan Raja Jinpyeong sering bermain disitu. Deok Man mengikuti Chil Sook. Chil Sook menanyakan So Hwa dan lega saat So Hwa ditemukan. Dayang istana melihat Deok Man dan bertanya apa yang ia lakukan di tempat ini karena ini tempat khusus wanita. Deok Man berkata ia mencurigai sesuatu dan sebagai Nang Do ia harus memeriksa. Deok Man tetap diminta untuk pergi.

Belum tahu kalau ibunya masih hidup, Deok Man cuma bisa termenung sambil meneteskan air mata, ia sadar kalau Mi Shil-lah yang mengirim Chil Sook untuk memburunya saat di padang gurun. Semakin penasaran tentang jati dirinya, keesokan paginya, Deok Man menemui Putri Cheon Myeong. Sedang sang putri bersandiwara dengan berlaku dingin pada Deok Man. Deok Man minta waktu bertemu. Deok Man lapor pada Cheon Myeong bahwa Chil Sook sudah kembali ke Seorabol. Cheon Myeong kaget. Deok Man berkata bahwa tugas Chil Sook adalah untuk menangkapnya. Deok Man tidak tahu alasannya, itulah yang akan ia cari, itulah alasan mengapa ia pergi ke Shilla untuk menemukan alasan dan identitasnya yang sebenarnya.

Deok Man memperlihatkan lukisan So Hwa pada Cheon Myeong dan berkata So Hwa adalah ibunya. Deok Man ingin Mi Shil mengaku padanya mengapa ia ingin membunuh ibunya dan dirinya.

Deok Man berkata Chil Sook ada di Kaputren. Cheon Myeong heran, Kaputren ‘kan hanya untuk wanita, tidak mungkin pria dapat masuk. Deok Man yakin ada jalan rahasia jadi ia berharap Cheon Myeong masuk dan mencari informasi untuknya. Sang Putri setuju.

Cheon Myeong mengembalikan lukisan So Hwa. Saat mengemasnya lagi, secara tidak sengaja, Sang Putri melihat belati kecil Deok Man (milik Raja Jinheung) jatuh. Cheon Myeong memungutnya dan berkata apa ini milik Deok Man dan dia mengagumi keindahan belati itu. Deok Man mengiyakan.

Pagi harinya, Pendeta Seo Ri (Song Ok-sook) meminta Raja Jinpyeong (Jo Min-ki) untuk upacara ritual untuk menghindari bencana dari Langit. Seperti yang sudah diduga, Mi Shil-lah yang diminta sebagai penanggung jawab. Setelah sekian tahun hidup damai, keruan saja berita tentang bakal diadakannya upacara ritual menjadi bahan pembicaraan yang meresahkan rakyat.

Pasalnya, upacara kerap diiringi sejumlah kejadian yang tidak bisa dijelaskan. Kubu Raja Jinpyeong sendiri sadar upacara ritual kerap digunakan oleh pihak Mi Shil untuk mengajukan permintaan yang tidak masuk akal. Repotnya lagi, apa yang diramalkan Mi Shil tidak pernah meleset.

Setelah mendapat petunjuk dari Pendeta Wyol Cheon, Mi Saeng (Jung Woong-in) telah menyiapkan rancangan strategi untuk membuat rakyat tunduk dengan menggunakan patung Buddha dan kacang kedelai mentah. Dibalik gayanya yang santai dan ketidakmampuan di bidang bela diri, Mi Saeng rupanya memiliki otak brilian dan mampu memikirkan hal yang belum bisa dipikirkan oleh dimasanya.

Begitu mendapat kesempatan bersama Mi Shil, Deok Man tanpa henti bertanya pada sang pemegang segel kerajaan tentang banyak hal, yang dijawab Mi Shil dengan sabar. Yang menarik, Mi Shil punya konsep menarik tentang penguasa : sampai kapanpun, seorang raja tidak akan mampu memenuhi keinginan rakyatnya yang begitu beragam.

Kebersamaan dengan Mi Shil membuat Deok Man mulai mendapat banyak hal dari wanita yang disebut-sebut sebagai harta sekaligus racun kerajaan Shilla tersebut, namun ia langsung terbelalak saat Mi Shil menyebut tidak percaya dengan apa yang dinamakan ‘Kehendak dari Langit.’

Di tengah rapat para hwarang, Putri Cheon Myeong mengajukan diri untuk mendampingi Mi Shil dalam mempersiapkan upacara ritual dan menunjuk Yu Shin (Uhm Tae-woong) sebagai pembantu utamanya. Setelah rapat selesai, Yu Shin dipanggil untuk menghadap Mi Shil.

Mi Shil berkata, dalam ritual ini ia selalu mendapat wahyu dari surga. Ia membujuk Kim Yu Shin untuk bergabung di pihaknya. Dengan gayanya yang khas, Mi Shil mengingatkan akan nasib bangsa Gaya sambil mengingatkan Yu Shin untuk tidak menjadikan dirinya sebagai musuh. Kim Yu Shin merasa berterima kasih tapi hanya ada satu cara membuat Kim Yu Shin bergabung dengan Mi Shil, yaitu Mi Shil harus membunuhnya. Kim Yu Shin hanya akan bergabung dengan Mi Shil kalau ia mati.

Yu Shin membuat Mi Shil marah, ia bertanya apa Kim Yu Shin tahu jalan apa yang akan ditempuhnya di masa depan. Yu Shin berkata ia belum memutuskan jalannya. Yu Shin permisi pergi setelah sebelumnya meminta Mi Shil tidak mengancam ayahnya dan Putri Cheon Myeong. Mi Shil berkata tidak peduli sebesar apapun seseorang, ia memerlukan bantuan dari kuasa yang lebih tinggi atau surga. Mi Shil menulis 3 karakter bahasa Cina, Ren (Orang), Li (Kekuatan), dan Kou (Mulut), kombinasi ketiga karakter ini membentuk Ga Ya. Kim Yu Shin tidak peduli dan pergi.

Bo Jong masuk dan tidak akan melepaskan Yu Shin. Mi Shil memintanya melepaskan masalah ini. Mi Shil dapat melihat Kim Yu Shin akan menjadi orang besar. Dia tahu Yu Shin tidak takut padanya.

Deok Man dan Yu Shin berjalan di selasar. Yu Shin berkata ia akan bertugas sebagai Jae Rang. Deok Man senang, itu berarti Yu Shin memiliki kesempatan menyelidiki tempat itu. Deok Man berkata, ada satu tempat di Royal Celestial Shrine yang hanya diketahui oleh Mi Shil. Kim Yu Shin bertanya mengapa Deok Man meminta bantuan Cheon Myeong, bukan dirinya.

Ritual dimulai. Strategi Mi Shil memang luar biasa, ia mampu membuat para anggota keluarga kerajaan, terutama Putri Cheon Myeong, dan rakyat bertekuk-lutut dengan meramalkan munculnya patung Buddha dari dalam tanah di wilayah Nahjong.

Mengaku mendapat perintah dari Langit, Mi Shil meminta Raja Jinpyeong untuk mengusir bangsa Gaya dari pinggiran kota Seorabol. Tidak main-main, bila kehendak dari Langit itu tidak dituruti, maka dalam waktu tiga hari bakal terjadi gerhana bulan.

Deok Man dan Yu Shin tidak percaya begitu saja, namun keduanya terkejut saat di tempat terpisah, mereka sama-sama melihat bulan menghilang untuk sesaat, yang sekaligus menjadi bukti kalau ramalan Mi Shil telah menjadi kenyataan. Dengan lemas, Deok Man melangkah ke kediaman Mi Shil untuk meneruskan tugasnya menerjemahkan buku berbahasa Latin.

Siapa sangka, Mi Shil malah menyampaikan hal mengejutkan : ia sudah tahu kalau Deok Man adalah mata-mata Putri Cheon Myeong. Tidak ragu menyebut kalau bunga Sadaham adalah buku penanggalan tentang kejadian alam yang bakal terjadi, Mi Shil menantang Deok Man dan kubu Putri Cheon Myeong untuk melawannya.

Di tempat terpisah, Putri Cheon Myeong berlutut di kuil sambil menangis, ia mengira kalau Mi Shil benar-benar utusan dari langit sehingga tidak bisa dikalahkan. Ditengah kesedihannya, tiba-tiba tangan Putri Cheon Myeong dibelai dengan lembut oleh seorang wanita.

Kredit Title dan Ucapan Terimakasih kepada:

Kategori:THREAD
  1. Deao Cao
    Rabu, 7 September 2011 pukul 02:03

    PAGE 2

  2. RLouscuipens
    Rabu, 7 September 2011 pukul 17:08

    Yg ini juga threadnya @misterrizq??

  3. RLouscuipens
    Rabu, 7 September 2011 pukul 17:09

    Tapi gesernya kebawah panjang amat,huhuhu……..

Comment pages
  1. No trackbacks yet.
Komentar ditutup.